ISLAM DITERAPKAN RAHMAT ATAS SEMESTA ALAM

HANYA DI TANGAN ORANG BERTAQWA, TERWUJUD ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN  [TAFSIR SURAT AL ANBIYA’  AYAT 21 : 105-107 ]

Sesungguhnya dunia dan seisinya ini diwarisi hanya oleh orang yang sanggup memperbaiki, menggunakan berbagai kekayaan dan memanfaatkan segala apa yang ada di bagian luar dan bagian dalamnya. Maka barang siapa memiliki otak yang cemerlang [ mustanir ], pikaran yang bijaksana,  niscaya dia akan memiliki dan menguasai ,memetik buahnya serta mendapat petunjuk untuk menggali kekayaan yang dipendamnya.

Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa berbagai syari’at dan petunjuk [hidayah] yang Dia wahyukan kepada rasul  sudah cukup  bagi orang yang mau mengambil pelajaran dari sunnah-sunnah-Nya terdapat di alam [ayat kauniyah], sehingga dapat mengambil pelajaran apa yang bermanfaat bagi urusan agama [akhirat]  maupun dunia. Sesungguhnya seluruh peringatan dan hukum syariat Islam yang dibawa oleh wahyu adalah petunjuk dan peringatan, jika memang orang-orang mau memikirkannya.

Dalam ayat 105 surat al Anbiya’ ini Allah SWT menegaskan bahwa hak pengelolaan bumi itu sesungguhnya berada di tangan hamba-hamba Allah yang saleh [ bertaqwa] saja.

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الأرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ

Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lawhmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.  [Al Anbiya 21: 105 ]

Selanjutnya Musthafa al Maraghi dalam tafsirnya Al Maraghi juz 17/128, menyebutkan  ada 4 pokok tegaknya kemaslahatan ummat, yang intinya adalah ;

  1. Hendaknya para pemimpin adalah ulama yang pemikir dan para pemerintah yang adil dan jauh dari melakukan kesewenang-wenangan, kedzaliman, serta pilih kasih, menolong pihak yang diperlakukan zalim dan menyelamatkannya dari yang alim, bekerja demi kebaikan dan kebahagiaan umat, sera berjuang siang dan malam guna mengangkat martabat umatnya.
  2. Hendanya umat memiliki tentara yang berdisiplin dan dapat melindungi kawasan dari sergapan musuh.
  3. Hendaklah seluruh warga dengan berbagai pekerjaannya seperti pedagangm industriawan dan petani mengerjakan keperjaanya sesuai ukuran yang diharapkan , setiap kelompok membantu kelompok lain demi tercapainya kepentingan umum dan melaksanakan kewajiban memberi pertolongan demi tercapai keberhasilan kerja.
  4. Hendaklah kelompok kerja ini mengorganisasi pekerjaannya dengan memerataka kerja diantara individu-individunya sesuai kebutuhan ummat sehingga tidak mengulrkan tangan dan meminta bantuan orang lain.

Ini adalah hukum yang telah dikuatkan oleh pengalaman seluruh Negara dalam berbagai masa. Tidak ada suatu umat pun yang mengabaikan seluruh atau sebagian perkara kecuali ia pasti menerima kemusnahan dan kehancuran.

Janji kekuasaan di muka bumi ini  pasti akan diberikan kepada ummat yang beriman [ bertaqwa ] sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT Surat AN Nur ayat 55 :

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik [TQS. An Nuur 24: 55]

Dan kemudian Allah senantiasa mengajak kita untuk berfikir, sebagaimana firman-Nya ,

إِنَّ فِي هَذَا لَبَلاغًا لِقَوْمٍ عَابِدِينَ

Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah Allah). [Al Anbiya 21: 106 ]

ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN

Selanjutnya Allah SWT menyampaikan pesan yang menunjukkan sifat Rahman dan Rahim-Nya dengan  firman-Nya ,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [Al Anbiya 21: 107 ]

Maksud ayat ini adalah bahwa rasulullah saw diutus dengan membawa ajaran yang mengandung kemaslahatan di dunia dan di akhirat. Hanya saja orang kafir tidak mau memanfaatkan dan berpaling darinya akibat  tabiat yang rusak, tidak menerima rahmat dan tidak mensyukuri nikmat ini, sehingga tidak merasakan kebahagiaanya dalam urusan agama maupun dalam urusan dunia.

Imam Muslim dalam kitab shahihnya, meriwayatkan bahwa Abu Hurairah ra. Berkata, Ya Rasulallah! Sumpahilah orang-orang musyrik itu. “Beliau bersabda :

Sesugguhnya Aku tidak diutus sebagai orang yang  melaknat. Aku diutus hanyalah sebagai rahmat. [ HR. Muslim].

Dari Ibnu Abbas berkaitan  terhadap firman Allah surat al anbiya’ 107 , menjelaskan sabda rasulullah, SAW“ Barang siapa yang mengikutinya, niscaya hal itu menjadi ramat di dunia dan di akhirat. Dan barang siapa yang tidak mengikutinya, niscaya dia akan ditimpa suatu ujian yang mengenai seluruh umat berupa bencana alam, perubahan  bentuk dan fitnah. [ Tafsir Ibnu Katsir Juz 17/490]

Allah juga menyindir akan dungunya [ tersumbatnya telinga] orang kafir dalam menangkap dan  menerima petunjuk baik firman Allah maupun ayat-ayat kauniyah [alam semesta] ini ,  dengan firman-Nya :

وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ

Dan jika Kami jadikan Al Qur’an itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”. Apakah (patut Al Qur’an) dalam bahasa asing, sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: “Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh”. [ Al Fushilat 41: 44] . Wallahu a’lam bi ash-shawab.  [ Mushannif Huda Al Qondaly ]

| Seri Kajian Tafsir Quran | Seri Kajian Hukum Islam

SERI NGAJI TAFSIR QURAN | https://quranruqyah.wordpress.com

Referensi

[*] Mustafa Al Maraghi, dalam Tafsir Al Maraghi, Juz 7/128

[*] Imam Ibnu Katsir, dalam Tafsir Ibnu Katsir, Juz 17/490

 

Leave a comment