ANTARA HAWA NAFSU,  BISIKAN SETAN ,  DAN BAGAIMANA MENUNDUKKANNYA

Banyak diantara kita yang belum memahami perbedaan antara bisikan hawa nafsu dan syaithon. Dan terlebih lagi bagaimana cara mengalahkan godaan hawa nafsu dan bisikan syaithon. Kegagalan memahami kedua hal tersebut menyebabkan manusia akan terus berkubang pada perbuatan dosa dan buruk jiwanya. Sebaliknya , jika mampu memahami kedua hal tersebut kita akan mampu terlepas dari jerat hawa nafsu dan belenggu syaithon yang terkutuk.

Secara bahasa “hawa” bermakna “keinginan-syahwat” dan “nafsu” bermakna “diri sendiri”. Hawa Nafsu adalah keinginan diri sendiri. Mengikuti hawa nafsu artinya memperturutkan keinginannya sendiri, bukan “keinginan Allah” Atau “keinginan orang banyak”, merasa benar sendiri bukan kebenaran menurut Allah dan kebenaran orang banyak.

Dalam kitab Minjahul ‘Abidin, karya Imam Al Ghozali, cara membedakan apakah itu bisikan syetan atau hawa nafsu adalah , jika khatir (bisikan) itu kuat tidak berkurang dan tidak menjadi lemah dengan zikrullah dan tidak bisa hilang, maka itu dari hawa nafsu. Tapi jika dengan dzikrullah bisa hilang maka itu dari setan.

Sedang dalam kitab al Minahu as Saniyah disebutkan: jika kita ingin sekali menyakiti orang lain, dan tidak akan berhenti keinginan itu sebelum menyakitinya, belum puas sebelum melaksanakannya, maka itu adalah godaan Nafsu. Nah jika kita ingin menyakiti orang, tapi kemudian muncul rasa kasihan, namun muncul lagi untuk menyakiti orang yg lain, dan begitu seterusnya, maka ini adalah godaan syaitan. Sebab bagi syaitan ndak penting siapa yg disakiti, yang penting kita “menyakiti”, yang penting berdosa apa pun bentuknya dan kepada siapa pun.

 Bagaimana Melawan Keduanya ?

Dalam surah An Nas disebutkan  bahwa pembisik itu (al muwaswis) ada dua, yaitu jin-syaithan dan “Hawa Nafsu Manusia”. Mengenali dua macam pembisik itu menjadi pintu mengobatinya.  Dalam kitab Minhajul ‘abidin, diterangkan bahwa mengalahkan hawa nafsu terdapat 3 cara yaitu : Mengekang keinginannya, membebani dengan beribadat kepad Allah, dan senantiasa berdoa mohon pertolonganNya.

Secara umum setidaknya ada 5 cara dari Al Quran dan Sunnah untuk menjaga diri dari godaan nafsu dan dari syaithon, sebagai berikut :

  1. Menjaga Selalu Ikhlas dalam beribadah

Dalam Al-Quran surat Shaad ayat 77-83, Allah menjelaskan bahwa iblis bersumpah akan selalu mengganggu dan menyesatkan seluruh umat manusia, dan orang yang mukhlis yang bisa selamat.

“Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.” Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).” Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” (QS. Shaad: 77-83)

  1. Senantiasa Perbaiki Hati Dengan Dzikir dan Tafakkur

Ibnul Qayyim dalam kitabnya Fawaa’idul Fawaa’id menjelaskan, “Buah pikiran, bisikan hati, kehendak, dan cita-cita adalah hal-hal yang harus diprioritaskan untuk anda perbaiki. Sebab semua itu adalah inti dan hakikat diri anda. Inti ini adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah atau justru menjauhkan anda dari-Nya.”

الشَّيْطَانُ جَاثِمٌ عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ، فَإِذَا ذَكَرَ اللَّهَ خَنَسَ وَإِذَا سَهَا وَغَفَلَ وَسْوَسَ

“Setan itu senantiasa mendekam dalam hati bani Adam. Jika bani Adam berzikir kepada Allah, maka ia bersembunyi dalam hatinya. Dan ketika ia lupa kepada-Nya, maka setan kembali membisikinya.”

  1. Jauhi Sikap Mengandai-andai

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam jauh-jauh hari telah mengingatkan kita, dengan sabdanya yang artinya:

Jika sesuatu (yang tidak engkau inginkan) menimpamu, maka janganlah engkau katakan ‘andaikan aku melakukan begini dan begitu tentu akan begini dan begitu’ namun katakanlah “Qodarullah wa ma syaa’a fa’ala” karena kalimat seandainya itu akan membuka (pintu) perbuatan syaithon.” [HR. Muslim]

  1. Jangan Menunda Amal Kebajikan
Imam Muslim meriwayatkan dalam hadisnya:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا ».

“Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Bersegeralah beramal, sebelum datang fitna (ujian, godaan, keadaan genting yang sulit membedakan antara yang haq dengan yang batil-pen) laksana lipatan malam yang gelap, pada pagi hari seorang menjadi seorang yang beriman dan di sore hari menjadi seorang yang kafir  atau sore hari menjadi seorang yang beriman dan pagi hari menjadi seorang yang kafir, (karena) ia menjual agamanya (hanya) dengan sebagian dari dunia.” (HR. Muslim).

  1. Berdo’a Mohon perlndungan Allah dari Bisikan syaithon

Selalu berdoa memohon perlindungan dari godaan bisikan setan dengan membaca doa berikut ini

رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ

Artinya:  “Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku”. (QS. Al-Mukminun [23]: 97-98)

 

Dengan memperhatikan ke 5 hal diatas insyaAllah kita akan selamat dari godaan syaton dan mampu mengendalikan hawa nafsu kita. Dan tanda kita mampu menjaga keduanya itu jika kita bisa menjaga dan menjalankan  setiap apa yang diperintahkan Allah berupa  hukum syariat yang wajib dan yang sunnah, dan menjauhi hukum Allah yang dilarang ( haram) dan menghindari diri dari hukum yang makruh,  serta mengurangi  perkara yang mubah. Untuk mampu membedakan hukum-hukumNya tentu kita harus terus mengaji, mempelajari dan mengamalkan Dienul Islam secara kaffah.  Allahu a’lam bi ash-showab.

 

Arif T Al Qondaly

RELATED POST

RUQYAH SEMARANG

RUQYAH SYAR’IYYAH SEMARANG

DOA AGAR ANAK SHOLEH SHOLEHAH

Tantangan hidup kedepan akan semakin berat untuk anak-anak kita dalam mencetak generasi khoiru ummat setidaknya disebabkan oleh  dua hal.
Pertama, kehidupan dengan sistem hidup sekuler , serba bebas menjadikan anak-anak kita bergaul bebas tanpa batasan-batasan yang jelas. Kedua, penghidupan dan upaya meraih rizki yang halalan thoyyiban semakin sulit, sehingga mengakibatkan bercampurnya rizki halal dengan subhat, atau bahkan bercampurnya rizki yang halal dengan yang haram. menyebabkan anak susah diatur dan sulit menerima kebenaran orang lain. Na’udzubilahi min dzalik.
Oleh karena itu, berikut ini ada beberapa langkah orang tua dalam menjaga dan memelihara anak agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah :
1. Selalu menjaga rizki yang masuk ke perut si anak kita tetap halal, jangan samai tercampur dengan yang haram. Hindari penghasilan yang haram, semisal muamalah riba, mencuri, menipu dan semisalnya.
2. Selalu menasehati anak tidak pernah lelah dan terus  menerus serta mengupayakan anak berada dalam lingkunan yang terbaik, semisal pesantran atau jika dirumah , didorong bergabung pada komunitas positif lainnya.
3. Hendaknya Orang tua selalu berdoa, disepanjang waktu  dengan doa yang ada di dalam al qur’an, karena dalam al Quran terdapat sebaik-baik doa dan permohonan.  Doanya adalah  sebagai berikut :

رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ ۖ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri“_( QS Al Ahqof 46:15)
_______________________
*hendaknya Dibaca rutin  setiap setelah sholat wajib dan sunnah, atau dalam waktu-waktu yang mustajab lainnya *
____________________________
Demikian semoga anak-anak kita menjadi anak yang soleh dan sholehah. Amin ya Rabbal ‘alamin.

BAHAYA ’AIN, MEMBENTENGI  DAN CARA MERUQYAHNYA

Kata “ ‘ain “ secara bahasa berasal  dari  kata ’aana – ya’iinu artinya , “apabila ia menatapnya dengan matanya”. Secara istilah,  Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani, berkata , “Hakekat Al ‘Ain adalah pandangan yang baik bercampur dengan kedengkian dari seseorang yang bertabiat buruk sehingga membahayakan orang yang dilihatnya”.  Jadi penyakit ‘ain itu terjadi melalui media tatapan mata [ pandangan mata] . Telah banyak kasus yang menimpa orang-orang di sekitar kita, bahkan benda yang disekitar kita,   disadari atau tidak,   disebabkan oleh  ‘ain . Misalnya  anak tiba-tiba sakit, rewel, orang tiba-tiba jatuh, barang disekitar kita yang kita cintai tiba-tiba rusak, dan sejenisnya. Jadi , ‘Ain tidak hanya bisa menimpa orang, bahkan hewan dan bisa juga menimpa barang / benda. Oleh karena itu,  dalam tulisan ini kami  jelaskan secara singkat  dalil tentang  ‘ain, seberapa besar dampaknya dan bagaimana cara membentengi dan menerapinya.  Dalil keberadaan ‘Ain Rasulullah SAW bersabda :

الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ وَإِذَا اسْتَغْسَلْتُمْ فَاغْسِلُوا

“‘Ain itu benar adanya. Seandainya ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, tentu akan didahului oleh ‘ain. Apabila kalian diminta untuk mandi, maka mandilah.” (Sahih, HR. Muslim no. 2188) Ibnu Abbas ra berkata, bahwa Nabi saw bersabda : “”Ain itu adalah sesuatu yang benar adanya hingga mengakibatkan seseorang jatuh dari tempat yang tinggi”.[  HR. Ahmad ]. Ibnul Atsir rahimahullah berkata,

ﻳﻘﺎﻝ: ﺃﺻَﺎﺑَﺖ ﻓُﻼﻧﺎً ﻋﻴْﻦٌ ﺇﺫﺍ ﻧَﻈﺮ ﺇﻟﻴﻪ ﻋَﺪُﻭّ ﺃﻭ ﺣَﺴُﻮﺩ ﻓﺄﺛَّﺮﺕْ ﻓﻴﻪ ﻓﻤَﺮِﺽ ﺑِﺴَﺒﺒﻬﺎ

Dikatakan bahwa Fulan terkena ‘ Ain , yaitu apabila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit” Selain ‘ain karena dengki [ hasad ], ‘ain juga bisa disebakan karena kagum. Kagum yang tidak disandarkan pada Allah bisa berakibat buruk pada seseorang yang kita kagumi. Hal ini pernah terjadi dimasa Nabi SAW yaitu  kekaguman sahabat nabi yang bernama Amir bin Rabi’ah saat melihat Sahal bin Hunaif sedang mandi ( keduanya adalah sahabat dalam perang badar ). Kekaguman Amir pada keindahan kulit Sahal menyebabkan Sahal tersungkur jatuh. Lalu Rasulullah mendatangi Amir dan memarahinya, beliau bersabda “ Atas dasar apa seorang muslim memnbunuh saudaranya sendiri? Mengapa engkau tidak mendoakan keberkahan untuknya? Oleh karena itu Nabi SAW membimbingnya agar tidak menyebabkan ‘ain menimpa saudarnya dengan mengatakan MasyaAllah la Quwwata illa billah. [ Terserah apa yang Allah kehendaki, tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah ]. Dan nabi juga mengajarkan untuk mendoakan sesama muslim agar kita tidak menjadi sebab datangnya ain kepada saudarnya dengan mengatakan “Allahumma barik ‘alaih” [ Semoga Allah memberikan keberkahan kepadanya” Lebih dari itu , ‘ain juga bisa terjadi dari jiwa seseorang karena hanya mendengar cerita dari orang lain. Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, ﻭﻧﻔﺲ ﺍﻟﻌﺎﺋﻦ ﻻ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﺗﺄﺛﻴﺮﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﺅﻳﺔ ، ﺑﻞ ﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﻋﻤﻰ ﻓﻴﻮﺻﻒ ﻟﻪ ﺍﻟﺸﻲﺀ ﻓﺘﺆﺛﺮ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺮﻩ ، ﻭﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺎﺋﻨﻴﻦ ﻳﺆﺛﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﺑﺎﻟﻮﺻﻒ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺭﺅﻳﺔ ”Jiwa orang yang menjadi penyebab ‘ain bisa saja menimbulkan penyakit ‘ain tanpa harus dengan melihat. Bahkan terkadang ada orang buta, kemudian diceritakan tentang sesuatu kepadanya, jiwanya bisa menimbulkan penyakit ‘ain, meskipun dia tidak melihatnya. Ada banyak penyebab ‘ain yang bisa menjadi sebab terjadinya ‘ain, hanya dengan cerita saja tanpa melihat langsung” Terapi / Ruqyah terhadap ‘Ain Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika ada diantara kita yang terkena ‘ain dan cara mengobati [ meruqyah ‘ain ], sebagai berikut :
  1. Pelaku ‘ain diminta wudhu kemudian penderita ‘ain mandi dengan bekas wudhunya. Hal ini sebagaimana perintah Nabi pada Amir bin Rabi’ah ketika tatapannya menyebabkan Sahl bin Hunaif jatuh tersungkur. Nabi mengatakan :”Mengapa salah seorang diantara kalian ingin membunuh saudaranya? Mengapa engkau tidak emndoakan keberkahan untuknya? Sekarang mandilah untuknya’.
  2. Membacakan ayat ruqyah kepada orang yang terkena ‘ain dengan cara letakkan tangan Anda diatas sin penderita seraya membaca doa :

بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ، مِنْ كُلِ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيْكَ بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ

“Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitkanmu dan dari setiap jiwa atau pandangan yang dengki. Semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu.” (HR. Muslim no. 2186)
  1. Membacakan do’a pada penderita, dengan meletakkan tangan diatas kepalanya dengan doa :

للَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِه وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain”  (HR Bukhari 535 dan Muslim 2191).
  1. Meruqyah dengan surah Al Ikhlash, Al Falaq dan An Nash [ HR. Al Bukhari ]
Demikian bahasan singkat seputar ‘ain, semoga kita bisa membentengi diri dari pengaruih ‘ain, dan tidak menjadi sebab datangnya ‘ian kepada korang lain. Dan hanya kepada Allah saja kita bersedahdiri dan mohon perlindungan kepadaNya. Allahu a’lam bi ash-showab. Referensi : Ash-sharimul Batari fit-Tashaddi Lis Saharati Al-Asyrar, karyaSyaikh Wahid Abdussalam Bali, Kitab Ath-Thibb AN Nabawiy, karya Ibnu Qoyyim Al Jauziyah. Related Post Ruqyah Syariyyah Semarang Madu Ruqyah | Jual Madu Ruqyah Semarang Manfaat Herbal ruqyah dengan madu | Khasiat Madu Ruqyah | RUQYAH SEMARANG RUQYAH SYAR’IYYAH SEMARANG

Ruqyah Untuk Penyakit Gila

Dewasa ini gejala stress, depresi dan akhirnya gila  terus bertambah di negeri ini.  Sebab pemicu yang melatarbelakangi timbulnya depresi dan gila juga bermacam-macam.  Mulai dari gagal menjadi lurah, bupati dan anggota dewan. Namun pada umumnya disebabkan hati yang tidak mampu menerima kenyataan dari harapan yang diinginkan.

Untuk melakukan terapi orang depresi dan atau gila, dalam  khasanah ilmu ruqyah bisa dibacakan surat al Mu’minun  [23] ayat 115-118.

Diriwayatkan oleh imam al Baihaqi, ibnu Sunni dan ABu Ubaid, dari Ibnu Mas’ud, dia berkata,”Suatu ketika Ibnu Mas’ud membacakan aat al Qur’an kepada seorang yang gila, maka seketika itu pula orang tersebut  pun sembuh”. Rasulullah lalu bertanya,”Ayat apakah yang kamu bacakan di telinganya tadi? Ibnu Mas’ud berkata,  aku membaca :

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ ﴿ ١١٥
فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ ﴿ ١١٦
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ ﴿ ١١٧
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ ﴿ ١١٨

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ´Arsy yang mulia. Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. Dan katakanlah: “Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik”. [ QS>.AL Mu’minun 23 : 115-118 ]

Related Post

Ruqyah Syariyyah Semarang Madu Ruqyah | Jual Madu Ruqyah Semarang Manfaat Herbal ruqyah dengan madu | Khasiat Madu Ruqyah |

FITNAH AKHIR ZAMAN DAN SIKAP MUSLIM MENGHADAPINYA

Kata al fitan (اَلْفِتَنُ) adalah bentuk jamak dari kata fitnah  (فِتْنَةٌ), maknanya adalah cobaan dan ujian. Kemudian banyak digunakan untuk makna ujian yang dibenci, lalu dimutlakkan untuk segala hal yang dibenci atau berakhir dengannya seperti dosa, kekufuran, pembunuhan, pembakaran, dan yang lainnya dari segala hal yang dibenci. [Lihat Lisaanul ‘Arab (XIII/317-321), an-Nihaayah (III/410-411), dan Fat-hul Baari (XIII/3 ]

fitnah akhir zaman
fitnah akhir zaman

Nabiﷺ telah mengabarkan bahwa di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah munculnya fitnah besar yang bercampur di dalamnya kebenaran dan kebathilan. Iman menjadi goyah, sehingga seseorang beriman pada pagi hari dan menjadi kafir pada sore hari, beriman pada sore hari dan menjadi kafir pada pagi hari.

بَادِرُوا بِاْلأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا.

Bersegeralah kalian melakukan amal shalih (sebelum datangnya) fitnah-fitnah bagaikan malam yang gelap gulita, seseorang dalam keadaan beriman di pagi hari dan menjadi kafir di sore hari, atau di sore hari dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari, dia menjual agamanya dengan kesenangan dunia  [ Shahih Muslim kitab al-Aimaan, bab al-Hatstsu ‘alal Mubaadarah bil A’maal Qabla Tazhaahuril Fitan (II/133, Syarah an-Nawawi ].

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash  رضي الله عنه  ia  berkata :

نَادَى مُنَـادِي رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَلصَّلاَةَ جَامِعَةً. فَاجْتَمَعْنَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ: إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلاَّ كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَـى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَإِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِي أَوَّلِهَا، وَسَيُصِيْبُ آخِرَهَا بَلاَءٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا، وَتَجِيءُ فِتْنَةٌ، فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا، وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ: هَذِهِ، هَذِهِ… فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ.

“Seorang penyeru Nabi  ﷺ berseru, ‘Shalat berjama’ah!’ Lalu kami berkumpul bersama  Nabi ﷺ, kemudian beliau berkata, ‘Sesungguhnya tidak ada seorang Nabi pun sebelumku melainkan wajib baginya untuk menunjuki umatnya kepada kebaikan yang ia ketahui, dan memberikan peringatan kepada mereka dari kejelekan yang ia ketahui, dan sesungguhnya umat kalian ini, dijadikan keselamatannya di awalnya, dan (orang) yang ada di akhirnya akan tertimpa musibah juga berbagai perkara yang kalian ingkari, dan datanglah fitnah, sebagiannya menjadi lebih ringan (karena besarnya fitnah yang setelahnya,-penj.), dan datanglah fitnah, lalu seorang mukmin berkata, ‘Ini, ini…’ maka barangsiapa ingin diselamatkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka hendaklah kematian mendatanginya dalam keadaan dia beriman kepada Allah dan hari Akhir.’” [HR. Muslim]

تَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.

Mohonlah perlindungan kepada Allah dari segala fitnah, yang nampak darinya dan yang tersembunyi.

[Shahiih muslim kitab al-Jannah wa Shifatu Na’iimihaa wa Ahluhaa, bab ‘Ardu Maq’adil Mayyit ‘alaih wa Itsbaatu ‘Adzaabil Qabri wat Ta’awwudz minhu (XVII/203, Syarh an Nawawi).]

Tiga Macam Fitnah

Dari Abdullah bin Umar, bahwasannya Nabi  ﷺ berbicara mengenai berbagai macam fitnah. Salah satunya adalah Fitnah Ahlas. Seorang sahabat pun bertanya, ‘Apakah yang dimaksud dengan fitnah Ahlas itu?’, Nabi ﷺ menjawab :

Fitnah Ahlas, yaitu orang-orang saling memutus hubungan dan saling berperang. Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sarra’ ( kemakmuran hidup/ Kesenangan ), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya sebagai bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait), padahal ia sama sekali bukan bagian dariku, karena wali-waliku (orang-orang yang dekat akan bersaudara denganku) hanyalah orang-orang yang bertaqwa.

Kemudian manusia berdamai dengan mengangkat seorang laki-laki sebagai pemimpin mereka seperti pangkal paha yang menempel di atas tulang rusuk. Setelah itu akan terjadi fitnah yang ketiga,  fitnah Duhaima’, yang tidak membiarkan seorangpun dari umat ini kecuali akan ditamparnya dengan tamparan yang keras. Ketika orang-orang mengatakan, “Fitnah telah selesai”, ternyata fitnah itu masih saja terjadi. Di waktu pagi seseorang dalam keadaan beriman, namun di waktu sore ia telah menjadi orang kafir. Akhirnya manusia terbagi menjadi dua golongan: golongan berian yang tidak ada kemunafiqan sedikitpun di antara mereka, dan golongan munafiq yang tidak ada keimanan sedikit pun di antara mereka. Jika hal itu telah terjadi, maka tunggulah munculnya Dajjal pada hari itu atau keesokan harinya.” ( Hr. Abu Dawud dan Ahmad  , Al-Hakim)

Kesimpulan

Dari beberapa hadits Nabi SAW dapat kita ambil kesimpulan bahwa :

  • Sebelum kiamat [ di akhir Zaman ] seperti sekarang ini, banyak terjadi fitnah [ bencana / keburukan ] yang menimpa ummat manusia
  • Seorang muslim dalam menghadapi masa fitnah akhir zaman ini setidaknya harus melakukan tiga hal [1]. Bersegera raih amal sholeh dan tidak boleh ditunda-tunda. Misal bersegera bertaubat kepada Allah sebelum Allah menjemput dengan kematian, segera bersedekah sebelum jatuh miskin, segeralah berbuat kebajikan sebelum dipalingkan oleh syaiton

[2]. Senantiasa menjaga Iman kepada Allah dalam segala kondisi walaupun kematian sebagai taruhannya.

[3]. Senantiasa mohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan musuh musuh Allah baik dari golongan manusia maupun jin kafir yang terkutuk.

 

 

Referensi :

Kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir

PERBEDAAN HUDUD, JINAYAT , TA’ZIR DAN MUKHALAFAT

Hukuman di dalam Islam ada empat macam.  Tiga yang pertama adalah Hudud, Jinayat dan Ta’zir, adalah hukuman terkait dengan pelanggaran terhadap hukum Allah. Sedang yang terakhir , disebut mukhalafat, adalah pelanggaran terhadap undang-undang yang dikeluarkan kholifah [ kepala negara Islam]. Penjelasan secara ringkas sebagai berikut :

[1]. Hudud, menurut bahasa artinya sesuatu yang membatasi atara 2 hal. Secara istilah syara’ adalah hukuman yang ditetapkan secara syar’iy terhadap suatu kemaksiyatan agar dapat dihindari terjadi kemaksiatan serupa. Wilayah Hudud adalah Zina , Liwat [ memasukkan zakar laki-laki baligh ke dalam dubur lelaki], Qodaf [ menuduh orang lain berzina], murtad, aktivitas yang merusak [ bughat], perampokan dan pencurian.

Hukumannya berupa : Rajam [ zina muhshon], cambuk 80x [ zina ghairu muhshon], dibunuh dan disalib [perampokan dengan membunuh], dipotong tangan dan kaki bersilang [ merampok ], dibunuh [ murtad].

[2]. Jinayah, menurut bahasa adalah kejahatan. Secara istilah syara’ adalah tindakan melanggar badan yang merupakan organ yang wajib diqishos, dalam bentuk hukuman badan atau harta kekayaan. Wilayah jinayat adalah pembunuhan dan tindak melukai atau mencederai anggota tubuh.

Hukumannya adalah : hukuman mati [ jika membunuh dan keluarga tidak memaafkan dan tidak mau menerima diyat],   diyat mugholadhah [ 100 ekor unta dan 40 diantaranya bunting, bagi pembunuhan disengaja], dan 100 ekor unta untuk pembunuhan tidak disengaja. Jika menghilangkan organ tubuh bisa dikenakan seperti diyat 100% atau sesuai kadar tingkat cidera yang diderita.

[3]. Ta’zir. Menurut bahasa adalah pencegahan. Sedang secara istilah syara’ adalah hukuman yang disyariatkan atas pelaku maksiyat yang tidak ditentukan hudud dan kafarat [ tebusannya].Contohnya adalah makan di siang hari di bulan ramadhan, menipu dan mengumpat orang.

Bentuk hukumannya diantaranya : dibunuh,  contoh mata-mata yang ingin memecah belah ummat, cambuk 10x, penjara, pembuangan [ diasingkan], denda, perampasan harta, ancaman, pencabutan nafkah, diburuk-burukkan.

[4]. Mukhalafah, artinya penyelewengan terhadap perinta atau larangan yang dikeluarkan oleh Negara. [tindakan yang menyimpang dar undang-undang  Negara ], Bedanya dangan ta’zir adalah, kala ta’zir adalah perilaku yang menyimpang atau menyelisihi hukum syara, sedang mukhalafah adalah perilaku yang menyelisihi hukum Negara.

Demikian ke empat bentuk hukuman dalam Islam. Allah a’lam bi ash-showab.

Sumbar : Islam Politik dan Spiritual, Hafidz Abdurrahman, hal 221-225.

HIKMAH MAULUD  NABI SAW

Bagaimana Mengambil Hikmah dari peringatan Maulud Nabi SAW? Ada 3 Hal Mendasar yang harus menjadikan perhatian ketika kita memperingati Maulud Nabi SAW agar peringatan tersebut membekas dan memberi kebaikan, keberkahan dan keselamatan dunia dan akhirat.

Ketiganya adalah  (1).  Melanggengkan Bacaan Sholawat atas Nabi SAW (2).  Menjalankan Ajaran Nabi SAW  secara kaffah (3). Mencontoh Akhlaq Nabi SAW.

  1. Keutamaan Sholawat Atas Nabi SAW , sebagaimana disebut dalam hadits Nabi SAW :

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ مَرَّةً وَاحِدَةً كَتَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ

“Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah Azza wa Jalla mencatat untuknya sepuluh kebaikan”(HR. Ahmad)

“Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh sholawat, menghapus darinya sepuluh dosa dan mengangkat derajatnya sepuluh derajat.” (HR. An Nasa’i)

أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً

“Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku” (HR. Tirmidzi)

مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَخَطِئَ الصَّلاةَ عَلَيَّ ، خَطِئَ طَرِيقَ الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang aku disebutkan di sisinya lalu ia tidak mengucapkan sholawat kepadaku, maka ia akan disimpangkan dari jalan surga” (HR. Thabrani)

  1. Menjalankan ajaran Nabi SAW

Riwayat Imam Muslim ra, disebutkan:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.”

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya.” (All-Mulk : 2)

Al-Fudhail berkata: “Maksud yang lebih baik amalnya dalam ayat ini adalah yang paling ikhlas dan paling benar.” (Tafsir al-Baghawi, 8:176)

Ada yang berkata kepada al-Hasan: “Sebagian orang mengatakan: Barang siapa mengucapkan Laa ilaha illallah, maka dia pasti masuk Surga?”. Maka al-Hasan menjawab: “Barang siapa yang mengucapkan Laa ilaha illallah, kemudian dia menunaikan konsekuensi dan kewajiban darinya, maka dia pasti masuk Surga.” [Lihat Kitab at-Tauhid; Risalah Kalimat al-Ikhlas wa Tahqiq Ma’naha oleh Imam Ibnu Rajab rahimahullah, hal. 40]

Dikatakan kepada Wahb bin Munabbih rahimahullah: “Bukankah Laa ilaha illallah adalah kunci Surga?”. Beliau menjawab: “Benar. Akan tetapi tidaklah suatu kunci, melainkan memiliki gerigi-gerigi. Apabila kamu datang dengan membawa kunci yang memiliki gerigi-gerigi itu, maka dibukakanlah [Surga] untukmu. Jika tidak, maka ia tidak akan dibukakan untukmu.” [Lihat Kitab at-Tauhid; Risalah Kalimat al-Ikhlas wa Tahqiq Ma’naha, hal. 40]

  1. Mencontoh Akhlaq Nabi SAWAllah SWT berfirman :

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [Al Ahzab 21]

  • Siddiq [ benar ]

وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌۭ يُوحَىٰ

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemahuan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (QS An-Najm: 4~5)

  • Amanah [ Benar-benar dapat dipercaya ]

Oleh kerana itulah penduduk Makkah member gelaran kepada Nabi Muhammad SAW dengan gelaran ‘Al-Amin’ yang bermaksud ‘terpercaya’, jauh sebelum beliau diangkat jadi seorang Rasul.

“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu.” (QS Al-A’raaf: 68)

  • Tabligh [abligh ertinya menyampaikan.

لِّيَعْلَمَ أَن قَدْ أَبْلَغُوا۟ رِسَٰلَٰتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَىٰ كُلَّ شَىْءٍ عَدَدًۢا

““Supaya Dia mengetahui, bahawa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” (QS Al-Jin: 28)

  • Fathonah

Fathonah artinya cerdas / bijaksana. Mustahil bagi seseorang Rasul itu bersifat bodoh atau jahlun.Ketiksa Nabi SAW dakwah di Makkah dan Madinah, kondisi masyarakat dalam keadaan bodoh { jahiliyyah]. Maka Nabi adalah pilihan Allah yang memiliki Sifat cerdas dan bijaksana dalam menyampaikan kepada ummat yang saat itu dalam kebodohan tentang Allah dan dalam kehidupan. [ Allahu a’lam bi ash-showab ]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JUAL MADU RUQYAH AL BAQOROH

JUAL MADU RUQYAH | Madu Ruqyah Al Baqoroh  |  [ WA/CALL]   0822-3327-2202 | 0813-8088-0261 . Bagi Anda yang ingin terapi ruqyah mandiri, kami sarankan didampingi dengan minum madu ruqyah ini,  agar efek ruqyah mandiri lebih cepat terasa.

Terkadang dalam beberapa kasus, minum madu ruqyah al baqoroh dengan takaran yang pas dan frekuensi yang teratur mampu melemahkan kekuatan pengaruh jin dalam tubuh dan berangsur-angsur hilang dan sembuh.

jual madu ruqyah
jual madu ruqyah al baqoroh | Klik Gambar untuk Lihat Videonya….

Sesungguhnya Allah menciptakan setiap tumbuhan yang ada di alam ini berfaedah bagi manusia. Diantaranya adalah madu , yang kami formulasikan menjadi satu kemasan Madu Ruqyah Al Baqoroh, adalah untuk ruqyah dan pengobatan [ fisik maupun non fisik].   Pengobatan cara Nabi [ Thibbun Nabawi ] itu diantaranya adalah dengan  herbal yang telah dipraktekkan Nabi SAW dan para sababat serta dipraktekkan  para salafush sholeh sesudahnya.

Kandungan Madu Ruqyah Al Baqoroh ni, adalah Herbal yang direkomendasi Nabi diantaranya adalah Madu, Minyak Zaitun, Habatussauda’ [ Jinten Hitam ] , Daun Bidara. Semuanya merupakan tanaman yang diberkahi Allah dan sangat berfaedah untuk kesehatan dan kesembuhan berbagai penyakit.

Komposisi Madu Ruqyah Al Baqoroh :

Kandungan Utama Setiap Botol Madu Ruqyah Al Baqoroh  ini terdiri :
65%  – Madu hutan
35% – Extra Virgin Minyak Zaitun dan Extrak Daun Bidara | Lihat Khasiat Khusus Pohon Bidara
– Dibacakan do’a dan Ayat-ayat Ruqyah oleh Praktisi Ruqyah

jual madu ruqyah

jual madu ruqyah al baqorohKhasiat Madu Ruqyah Al Baqoroh :
Madu Ruqyah Al Baqoroh mampu membantu mengatasi :

  • Gangguan sihir,  dan berbagai jenis kejahatan jin kafir lainnya
  • Penyakit was-was, insomnia, cemas, dan mudah marah.
  • Penyakit menahun yang tidak kunjung sembuh, seperti tumor, kanker, lumpuh yang terindikasi ada faktor psikis atau kejiwaan.
  • Kolesterol, Asam Urat  dan jantung sering deg-degan tidak ada alasan yang jelas dan maag yang menahun
  • Anak yang susah diatur
  • Keluarga yang selalu bertengkar
  • Mudah sekali maksiyat dan sulit untuk beribadah,  sholat tidak bida khusus dan selalu lupa rakaat.
  • Sering mimpi buruk
  • Suka melamun dan linglung
  • Susah konsentrasi dan pemurung
  • Susah dapat jodoh, atau keluarga mudah cerai

Jika Anda  terindikasi penyakit di atas , alangkah baiknya anda mencoba meminum madu ruqyah ini, karena kemungkinan kondisi anda sedang terganggu,  semoga disembuhkan Allah.


Cara Minum Madu Ruqyah Al Baqoroh :

1. Kocoklah Madu Ruqyah terlebih dahulu sebelum diminum
2. Bacalah Al Fatihah, Ayat Kursi, Al Akhlas, Al Falaq dan Annas dengan niat meruqyah badan dari gangguan semua penyakit baik medis maupun non medis [ Psikis/gangguan Jin]
3. Segera Minum 2-3 Sendok dan biarkan beberapa menit [ 10-15 Menit ] jangan diminumi air putih dulu, agar khasiat madu ruqyah bereaksi terhadap badan dan penyakit yang ada.
4. Minumlah Madu Ruqyah Al Baqoroh 3-4 x Sehari [ Pagi, Siang, Sore dan Malam sebelum tidur bagi yang terkena gangguan], dan cukup minum di pagi dan sore hari untuk menjaga kesehatan badan.

Catatan :
Biasanya untuk beberapa kasus orang yang mengkonsumsi Madu Ruqyah Al Baqoroh akan mual, pusing dan Muntah, maka tetap tenang dan yakinlah bahwa madu ruqyah sedang bekerja. Dan untuk gangguan jin yang lebih parah akan bereaksi lebih keras, maka untuk kasus terakhir sebaiknya ada pendampingan saat minumnya.

Hal yang lebih penting dari semua pengobatan adalah keyakinan bahwa Allah lah yang menyebuhkannya.  Harus diyakini juga bahwa madu ruqyah hanyalah wasilah [ sarana ] dalam memenuhi sunnah nabi saw.  Adapun penggunaan ke empat jenis zat tersebut karena   keutamaan pada ke empat jenis zat tersebut diatas dalam pandangan Islam. Mengenai faedah dan keutamaannya lihat artikel “madu ruqyah obat gangguan sihir jin kafir“.

Oleh karena itu penyembuhan dengan terapi madu ruqyah ini harus dibarengi dengan ketaatan kepada Allah SWT.

Info Lebih lanjut hubungi
Agen Jual Madu Ruqyah Al Baqoroh Semarang
Jl. Teseh Makmur Raya II ,  RT 01/04  Meteseh Tembalang
Telp / WA : 0822-3327-2202

Related Posts :

Jual Madu Ruqyah | Jual Madu Ruqyah SemarangLihat Video Madu Ruqyah disini

RUQYAH SYAR’IYYAH SEMARANG

 

TANDA GANGGUAN ‘AIN, DAN SEBAB-SEBABNYA

Kata ‘Ain itu diambil dari kata ‘ana – Ya’inu (bahasa Arab) artinya apabila ia menatapnya dengan matanya. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, kemudian diikuti oleh jiwanya yang keji, kemudian menggunakan tatapan matanya itu untuk menyampaikan racun jiwanya kepada orang yang dipandangnya. Sehingga, apa yang dilihat oleh hati yang hasad dapat membahayakan orang lain.

Ibnu Qoyyim rohimahulloh mengatakan bahwa penyakit ‘ain ada dua jenis, yaitu’ Ain Insaniyah atau ‘ain yang disebabkan murni oleh pengaruh pandangan mata manusia , dan ‘’Ain Jinniyah , ‘ain yang disebabkan adanya campur tangan gangguan jin..

TANDA TERKENA GANGGUAN ‘AIN,

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz As-Sadhan hafidzahullahu Ta’ala berkata, “Tanda-tanda (‘ain) berikut ini, jika bukan karena penyakit jasmani (penyakit medis), maka umumnya dalam bentuk:

Sakit kepala yang berpindah-pindah; pucat di wajah; sering berkeringat dan buang air kecil; nafsu makan lemah; mati rasa, panas atau dingin di anggota badan; “deg-degan” di jantung (detak jantung yang cepat dan tidak beraturan, pen.); rasa sakit yang berpindah dari bawah punggung dan bahu; bersedih dan merasa sempit (sesak) di dada; berkeringat di malam hari; perilaku (emosi) berlebihan, seperti ketakutan yang tidak wajar; sering bersendawa, menguap atau terengah-engah; menyendiri atau suka mengasingkan diri; diam atau malas bergerak; senang (terlalu banyak) tidur; adanya masalah kesehatan tertentu tanpa ada sebab-sebab medis yang diketahui.

Termasuk tanda-tandanya pada anak kecil, tangisan yang tidak wajar yang tidak kunjung henti.  Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata : “Suatu ketika Nabi masuk (rumahnya) kemudian mendengar bayi sedang menangis. Beliau berkata,”Mengapa bayi kalian menangis? Mengapa tidak kalian bacakan ruqyah – ruqyah (supaya sembuh) dari penyakit ‘ain?) (Shahihul jami’ 988 n0.5662)

Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Al-Bukhori dan Muslim serta yang lainnya, diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melihat seorang budak wanita di rumahnya yang wajahnya terlihat kusam. Beliau berkata, ”Ruqyah wanita ini, ia terkena ‘ain.”

Dari Ibnu Abbas Radhyallahu ‘anhumma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “’Ain itu benar adanya, andaikan ada sesuatu yang dapat mendahului taqdir maka ‘ain akan mendahuluinya, dan apabila kalian diminta untuk mandi maka mandilah.” (HR. Muslim).

SEBAB SESEORANG TERKENA ‘AIN

“Al-‘Ain adalah benar yang didatangkan oleh syaitan, dan oleh kehasadan anak adam.” (Imam Ahmad)

Ibnu Hajar berkata : “Sebagian orang merasa bingung, mereka bertanya: ‘Bagaimanakah cara kerja ‘ain sehingga bisa memudharatkan orang dari jarak yang jauh?’. Sudah banyak sekali orang yang tertimpa sakit dan kekuatannya melemah hanya karena pandangan mata, semua itu terjadi karena ALLAH menciptakan di dalam unsur ruh suatu kekuatan yang bisa memberikan pengaruh, dan karena pengaruh tersebut sangat berkaitan dengan mata maka pengaruh yang ditimbulkannya disebut al-ain (mata), sebenarnya bukan mata yang memberikan pengaruh akan tetapi yang sebenarnya terjadi adalah pengaruh ruh, maka pandangan yang keluar melalui mata seorang (yang hasad atau kagum) adalah panah maknawi yang jika mengenai suatu jasad yang tidak berperisai maka panah tersebut akan mempengaruhi badan dan jika tidak berpengaruh berarti ia tidak mengenai sasarannya akan tetapi kembali kepada pemiliknya, persis sama dengan panah biasa”.

Ibnu Jauzi berkata : “Pandangan baik yang bercampur dengan hasad, iri, dengki dan kejelekan lainnya terjadi karena orang yang memandang tersebut memiliki tabiat dan perilaku yang jelek, laksana sesuatu yang beracun (yang mulai mengalir di dalam tubuh).”

 

Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad (4: 153) berkata,

ونفس العائن لا يتوقف تأثيرها على الرؤية ، بل قد يكون أعمى فيوصف له الشيء فتؤثر نفسه فيه وإن لم يره ، وكثير من العائنين يؤثر في المعين بالوصف من غير رؤية

’Ain bukan hanya lewat jalan melihat. Bahkan orang buta sekali pun bisa membayangkan sesuatu lalu ia bisa memberikan pengaruh ‘ain meskipun ia tidak melihat. Banyak kasus yang terjadi yang menunjukkan bahwa ‘ain bisa menimpa seseorang hanya lewat khayalan tanpa melihat.”

Imam Al-Qasthalani berkata : Apabila seseorang itu melihat sesuatu kepada orang lain dengan penuh kekaguman (tanpa dibarengi dzikrullah) maka bisa terjadi suatu bahaya kepada orang yang dipandangnya. Dan pandangan orang itu seperti panah beracun yang siap untuk menikam korbannya!

Ibnul Qoyim rahimahullah mengatakan,

ونفس العائن لا يتوقف تأثيرها على الرؤية ، بل قد يكون أعمى فيوصف له الشيء فتؤثر نفسه فيه وإن لم يره ، وكثير من العائنين يؤثر في المعين بالوصف من غير رؤية

Jiwa orang yang menjadi penyebab ain bisa menimbulkan ain, tanpa harus dengan melihat. Bahkan terkadang ada orang buta, kemudian diceritakan tentang sesuatu kepadanya, lalu jiwanya bisa menimbulkan ain, meskipun dia tidak melihat sesuatu itu. Dan ada banyak penyebab ain yang bisa menjadi sebab terjadinya ain, hanya dengan cerita tanpa melihat langsung.” (Zadul Ma’ad, 4/149)

Setelah membawakan keterangan Ibnul Qooyim di atas, dalam Fatwa Islam dinyatakan,

وبهذا يتبين أن العائن قد ينظر إلى صورة الشخص في الحقيقة أو في التلفاز ، وقد يسمع أوصافه فيصيبه بعينه ، نسأل الله السلامة والعافية

Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa penyebab ain bisa jadi ketika melihat gambar seseorang atau melalui televisi, atau terkadang hanya mendengar ciri-cirinya, kemudian orang itu terkena ain. Kita memohon keselamatan kepada Allah.”

Kemudian beliau mengingatkan,

وننبه إلى أن بعض الناس يستسلم للوساوس والهواجس ، ويظن أنه سيصاب بالعين كلما رزق نعمة ، أو جاءه خير ، وهذا من الضعف والعجز ، فإن المؤمن لديه من الأسلحة ما يتحصن بها من شر العين والحسد والسحر ، فعليه أن يتوكل على ربه ، ويعتصم به ، ويداوم على الذكر الواقي من تلك الشرور

Kami ingatkan, sebagian orang telah menjadi korban was-was dan bisikan. Dia selalu dihantui dengan perasaan seolah terkena ain ketika mendapat rizki atau mendapat kabar baik. Semacam ini termasuk kelemahan mental. Karena setiap mukmin memiliki senjata yang bisa dia gunakan untuk melindungi dari ain, hasan dan sihir. Karena itu, selayaknya dia bertawakkal kepada Allah, memohon perllindungan kepadanya, dan merutinkan dzikir sebagai benteng dari semua kejahatan tersebut.” (Fatwa Islam, no. 122272)

Bagaimana mengetahui bahaya , cara meruqyah seseorang yang terkena gangguan ‘ain, dan membentenginya? lihat pada artikel berikutnya..

 

 

TITIK BEKAM SESUAI SUNNAH NABI

Ada sepuluh [ 10  ] Titik Bekam sesuai sunnah yang perlu kita kenal dan kita ketahui, agar ketika kita bekam akan  menghasilkan efek yang baik dan mendapat ridha ALlah SWT.

Titik Nomor 1 ‘Ala Ro’si (Ummu Mughits / Ibunya dari penyakit): Titik ini disebut juga titik pertemuan seratus penyakit, terletak di Puncak tengah kepala yang berfungsi untuk mengobati banyak penyakit seperti Sakit kepala secara umum, migrain, vertigo, darah tinggi, sinusitis, mimisan, radang hidung, glaukoma, gangguan mental dan emosional, sakit telinga secara umum, jerawat, mempertajam ingatan/hafalan dan kecerdasan otak dan banyak lagi manfaat lainnya.
Titik Nomor 2 dan 3 Al -Akhda’in Kanan dan kiri: Terletak di urat leher diakhir rambut belakang. Berfungsi untuk mengobati sakit pusing dikepala, sakit nyeri pada gigi, Nyeri Punggung, leher kaku, TBC Kelanjar limfe, Muka bengkak, Tuli mendadak, radang tenggorokan, rahang kaku, Telinga mendengung, Gondongan dan penyakit lainnya.
Titik Nomor 4 Al-Kahil: Terletak di punuk leher belakang pada ruas pertama tulang belakang. Menurut hadits shahih titik Al-Kahil mampu mengobati 72 jenis penyakit. Bermanfaat untuk mengobati Radang selaput otak, Asma, Bronkitis, TBC, Kejang dan sakit kepala, Batuk, flu atau pilek, leher kaku, punggung nyeri, peradangan pada tulang sendi, ayan, nyeri otot punggung dan pundak, gangguan pada mata, gangguan pada jantung, darah tinggi dan lainnya.
Titik nomor 5 dan 6 Al-Katifain Kanan dan kiri: Terletak di bahu kanan dan kiri. Pada titik ini dulu Rasulullah di bekam ketika diracun pada perang khaibar. Berfungsi untuk mengobati keracunan secara umum, strok, memperlancar peredaran darah ke kepala dan tangan serta untuk mengobati sakit nyeri pundak dan lainnya.
Titik nomor 7 dan 8 Al-Warik Kanan dan Kiri: Terletak di pinggang kanan dan kiri  sejajar dengan pusar (Letak sesuai Standar Asosiasi Bekam Indonesia / ABI). Berfungsi untuk mengatasi masalah pada ginjal, sulit kencing, masalah usus, pankreas, organ reproduksi, haid tidak lancar serta memperlancar peredaran darah ke bagian bawah tubuh.
Titik nomor 9 dan 10 Dzohril Qodami Kanan dan kiri: Terletak pada betis kaki sebelah kanan dan kiri. Bermanfaat untuk mengobati masalah pada kandung kemih dan saluran kencing, mengatasi asam urat, sakit pada betis karena kecapekan serta memperlancar peredaran darah pada kaki

Arif Al Qondaly

Terapi Ruqyah Syar'iyyah di Semarang